Sabtu, 28 September 2013

SARANG! Part1


Jiyeon POV

"Jebal umma... hari iniii saja... aku ingin pergi bersama Eunjung" rengekku pada umma, umma hanya menatapku dalam diam yang itu artinya tidak ada tawar menawar untuk ini "Jiyeon... kau lihatkan? pelanggan banyak sekali hari ini, umma tau ini hari libur.. tapi bisakah kau luangkan waktu liburmu sehari saja untuk menyenangkan hati umma?" umma menatapku lekat-lekat, aku pasrah... inilah ummaku, sangat susah untuk diajak kompromi, selalu ada kalimat yang benar-benar membuat kita merasa bersalah.

Aku memakai celemek, mengikat rambutku dan berdandan ala kadarnya "Annyeonghaseyo" salamku kepada pengunjung-pengunjung restoran pagi ini. Salah satunya adalah Taemin dan... omo. siapa dia? aishii... cakep sekali.

"Jiyeon-ah?" Taemin menyapaku, aku tersenyum kearahnya dan menghampirinya "Taemin-sshi" panggilku juga "apa yang kau lakukan disini?" tanyanya "Omo~ kau belum tahu? ini restoran ummaku, dia lagi kurang kerjaan menyekapku sebagai pegawainya" rutukku, Taemin mengangguk-angguk sambil terseyum "nugusseyo?" tanyaku sambil menunjuk namja disebelah taemin "dia.. Kai" kata Taemin, Kai hanya sekilas menatapku dan setelahnya sibuk memainkan handphonennya "aah.. tunggu sebentar Taemin-sshi, Kai Oppa" kataku dan berjalan menuju dapur.

"Nugu, eonni?" tanya Park Hyo Joon, adik Jiyeon "Taemin, dengan temannya" kataku, Hyo Joon hanya mengangguk dan kembali sibuk menerima pesanan "umma mana?" tanyaku sambil berbalik mencari umma "sedang ke toilet" kata Hyo Joon singkat. Tiba-tiba ide burukku bertebaran, segera aku membuka celemek dan berjalan ingin keluar menemui Eunjung, tapi saat aku baru saja melewati tempat duduk Taemin, umma memanggilku "Ya! Jiyeon! mau kemana kau?" umma berjalan mendekatiku, aku segera celingak celinguk mencari ide dan akhirnya duduk disebelah Taemin "Taemin, katanya kau akan debut yah?" tanyaku sambil berbalik menatap Taemin, umma mendekatiku "Ya! berhenti berpura-pura" umma memukuli pundakku aku hanya tersenyum kearah umma "umma... kali ini saja, ku mohooon..." kataku pada umma "umma juga memohon Jiyeon" kata umma, aku hanya menunduk sambil menghembuskan nafas berat "aku tidak akan pergi, sebentar saja, aku hanya ingin ngobrol dengan taemin" kataku, ummapun kembali berjalan menuju dapur "kau mau kemana?" tanya Taemin, aku hanya menggeleng pelan.

"taem, aku kedalam dulu yah. Maaf telah melibatkanmu, mianhae" aku menunduk meminta maaf pada Taemin dan Kai, Kai hanya menatapku datar. Hyo Joon terkekek melihat wajahku yang kusut "Ya! kau kurang ajar sekali dengan kakakmu" bentakku ingin memukulnya tapi umma memperhatikannku "aishiiii" geramku.

...
Aku berjalan tergesa-gesa menuju kelas, handphoneku sudah bergetar dari tadi tapi aku begitu terburu-buru untuk mengangkatnya, saat sampai dikelas aku menunduk meminta maaf pada dosen hari ini "Kau! Kau sudah berapa kali terlambat dalam mata kuliahku? kau fikir kau yang ditunggu untuk memulai mata kuliahku? PARK JIYEON! KELUAR! SEKARANG!" bentaknya, aku kembali menunduk dan segera berjalan keluar, saat kubuka handphoneku, ternyata telefon yang sedari tadi berdering adalah dari eunjung.

Aku berjalan menuju taman, diperjalanan handphoneku kembali berdering yang memunculkan nama Eunjung .
"Yeoboseyo?"
"Ya! kenapa tadi tidak mengangkat telefon ku?"
"aku mana sempat? tidak mengangkatnya saja sudah terlambat"
"pokoknyaa... setelah mata kuliah selesai kau harus tetap ditaman menungguku"
"walaupun hujan?"
"WALAUPUN HUJAN!"
"Aiishh.. tega sekali kau!"
"TUT"
Telefon terputus, aku hanya mendengus kesal melihat tingkah Eunjung.

...
Hari ini giliranku untuk menjaga restoran. Umma, appa, dan namdongsaengku sedang pergi acara pernikahan saudara umma dan akan kembali besok. Untung koki-kokinya juga tidak diajak menginap. Akhirnya, aku yang menjadi pelayan satu-satunya. Untung juga hari ini bukan hari libur yang itu artinya tidak akan seramai saat hari libur. Restoran kami adalah restoran tradisional yang masih berdekorasi kayu. Kau tahu film playfull kiss? itu adalah restoran umma yang dipinjam sebagai tempat syuting. Awalnya saat itu umma menolak, tapi mendengar harga sewa yang lumayan banyak akhirnya umma mengiyakan.

Tapi karena itu pula aku juga lumayan dekat dengan Jung So Min eunni... Kadang dia mentraktirku makan saat aku sedang mengambil barang di kamar lantai atasku. Tapi sekarang dia terlalu sibuk dengan drama barunya. Jadi kami lost contact.

Aku terduduk dikursi pelanggan. Masih terlalu pagi untuk membuka restoran sebenarnya. Tapi akhirnya aku membalik gantungan kata "closed" menjadi "open" dengan hembusan nafas berat. Aku menatap diluar jendela. Masih sangat sepi. Bahkan koki juga belum datang, tapi kalau pelanggannya sedikit tidak apa-apalah aku yang memasak.

Pintu dibuka saat aku beranjak dari tempat dudukku. Oh, Taemin dan oppa yang kulihat waktu itu "annyeong" aku memberi salam sambil menunduk. Taemin tersenyum dan ikut menunduk lalu duduk dimeja tempatnya kemarin "apakah hanya kau sendiri? kenapa sepi sekali?" tanya Taemin melihat keadaan restoran yang sepi "koki belum datang. umma, appa, dan dongsaengku juga sedang ada acara" jawabku "kalo begitu masakkan saja bibimbap. Kau tahu kan caranya?" tanya Taemin. Aku mengangguk "oppa?" tanyaku pada namja disebelahnya "coklat hangat" jawabnya singkat.

Taemin tertawa sambil menatapku "hahahaha.. Ayolah Jiyeon-sshi.. kau lebih tua setahun darinya... hahaha" Taemin masih memegangi perutnya "mwo?" aku membelalakkan mata, memperhatikan namja itu sekali lagi. Pakaiannya terlalu dewasa, kufikir dia lebih tua setahun dariku. Ckckckck... Akhirnya aku hanya tersenyum kik kuk dan masuk kedapur untuk memasak.

Malu sekali sebenarnya. Dari kemarin aku memanggilnya Oppa,Oppa.. Ternyata akulah yang harusnya dipanggil "NUNA" ugghh....

Aku memasak bibimbap sambil sesekali melirik kearah Taemin dan Oppa... eh maksudnya dongsaeng itu. Mereka juga sesekali melirik kearahku sambil ngobrol. Ahh, aku malu sekali jika mengingatnyaa.

Aku selesai memasak, dan memberikan makanannya pada Taemin dan Kai. Setelahnya aku berbalik menuju ditempat duduk lain. Dipertengahan jalan pintu dibuka sambil dibanting. Aku kaget dan berbalik, begitu pula dengan Taemin dan Kai. "YYYAAA!!!! JIYEOON-SSHII!!! KENAPA KAU TIDAK DATANG KEMARIIN!!! AKU SUDAH MENUNGGUMU DI TAMAN LAMA SEKALIII" Eunjung menghampiriku dengan tampang murka dan memukulku disegala arah dengan cepat. Aku hanya melindungi diri tidak bermaksud untuk menghalangi karena jika lengah sedikit bisa-bisa dia juga memukuli wajahku.

Taemin dan Kai masih kaget, tapi tidak berniat untuk membantu. Kai sudah berdiri ingin melerai tapi Taemin menghalanginya "sudah biasa. Yeoja itu memang bandel" kata Taemin. Kai mengedikkan bahu lalu kembali duduk.

"Kau kemana saja? Eo?" kata Eunjung melemah, aku terdiam benar-benar tidak menyangka bahwa pukulan-pukulan Eunjung bisa menyisahkan lebam. Badanku penuh lebam aku terduduk mencoba mengambil nafas "kau berusaha membunuhku dengan cara ini yah?" kataku sambil mengoles-oles lukaku. Ditangan ada 3 lebam. Aku merutuk diriku yang tadi siang tidak datang.

"Kau tahu? Kemarin aku dikeluarkan di kelas dosen galak karenamu! Makanya aku dongkol jadi menenangkan diri dulu dirumah dan akhirnya ketiduran" aku memelankan suaraku "aku ingin meminjam Taemin" kata Eunjung "hah?" aku mencoba mencerna kata-kata Eunjung "Taemin" panggil Eunjung, Taemin menatap Eunjung lalu megerti dan keluar bersama Eunjung tanpa mengatakan satu katapun.

Kai terdiam lalu kembali memakan makanannya. Aku akhirnya berjalan mendekatinya dan duduk didepannya "ku harap bibimbapnya enak" kataku, Kai menatapku sekilas tanpa berkata apapun "gwenchana?" tanyanya tanpa menatapku, kini sibuk mengaduk-aduk makanannya "ne" jawabku singkat "sepertinya lebammu cukup parah... kenapa tidak melawan? walaupun itu sahabatmu sendiri kan tetap saja" Kai akhirnya berbicara panjang lebar, aku tersenyum ramah "aniyeo, dia memang seperti itu. Mungkin lebamnya akan sembuh" kataku sambil mengelus lebamku pelan.

Sebenarnya ini pertama kali Eunjung melakukan seperti ini. Entah ada apa padanya, mungkin dia lagi stress dan meluapkannya padaku. Biasanya dia hanya memarahiku tapi ini adalah yang terparah menurutku.

Aku terdiam lama memikirkan apa yang salah pada Eunjung. Kai tiba-tiba mendekatiku dan duduk disebelahku. Dia menarik pelan tanganku dan memijat pelan lebamku "aku sedikit bisa menyembuhkan ini dengan pijitan. Kalau kau tidak keberanan ku pijat dan menahan sakit..." katanya. Aku terdiam... lalu akhirnya mengangguk kik kuk.

Tadi dia sedingin es, tapi sekarang dia mencair sampai menjalar padaku. Tangannya memijit tanganku lembut tapi lumayan membuatku sedikit merintih kesakitan. Sesekali aku menggigit bibir menahannya. Tapi.. ada rasa hangat sepersekain detik menjalar ditanganku. Seperti rasa geli dan hangat yang jadi satu.

Waktu berlalu kadang begitu cepat, kadang begitu lambat. Kadan berhenti, dan kadang berlari secepat roket. Rasa apa ini?

Entah berapa menit aku menatapnya seperti ini, sedekat ini, dan sejelas ini. Dia masih menunduk memperhatikan pijitannya. Dan aku masih sibuk menatap seberapa seriusnya orang ini. Kami duduk saling berhadapan dan sedekat ini. Kai mendongak, mendapatkan mataku tertuju pada matanya. Dia tersenyum sekilas lalu kembali memijitku "mungkin tanganmu sudah mendingan" katanya yang membuatku tersadar dan menarik tanganku.

"Besok... kau ada acara?" tanyanya, aku mencoba mengingat apa yang akan kulakukan "aku akan menjaga seperti hari ini sampai siang" jawabku "aku akan membantumu... dan setelah selesai temani aku ke suatu tempat" katanya, aku terdiam sejenak. Namja ini benar-benar tidak bisa ditebak. Aku habis akal terhadapnya.

Akhirnya aku megiyakan. Beberapa menit kemudian Eunjung dan Taemin datang sambil tersenyum misterius "Kai..." panggil Taemin, Kai berbalik "kau sudah selesai? ayo pulang" ajak Taemin lalu tersenyum padaku, aku balas tersenyum walau bingung maksud senyumannya. "Aku pulang dulu... ingat besok!" dia mengacak pelan rambutku membuatku kembali terdiam seperti patung. Dia... orang apa dia sebenarnya?

...

bersambung di Part 2 :) Ada apa dengan Kai? dan bagaimana cara Jiyeon untuk mensterilkan hatinya yang kini sedikit demi sedikit membuka hatinya kepada namja itu?